Kamis, 12 April 2012
bagai roda
bukan sekali ini berita sukacita berdampingan beriringan dengan berita duka
mulai dari kisah evi, kali ini berulang lagi
Sabtu 7 April lalu, adalah hari bahagia keponakan saya, yang akhirnya mengakhiri masa lajangnya
rangkaian acara sesuai adat Jawa dimulai sejak Jum'at 6 April, dengan akad nikah Sabtu pagi pk.07.00 WIB ditutup dengan resepsi
kami yang tamu jauh saja, rasanya lelah dan mengantuk di hari Sabtu itu
syukurlah acara diadakan di Rumah Kita Srimanganti, sehingga keluarga bisa beristirahat sejenak di kamar-kamar yang disediakan
saya saja sempat tidur siang 1 jam lebih di tengah acara,
walah bagaimana pula ini ya, bukannya jadi among tamu, malah tidur
sementara anak-anak asyik dengan permainan catur di kamar yang sama
kami pulang dari tempat resepsi, kira-kira pukul 4 sore
saat itu, kami lihat ayah pengantin wanita menuntun motor yang langsut dicegat oleh salah seorang keluarga
"apa-apaan ini pakde ? wong mobil masih banyak yang kosong..." begitu tegur kakak ipar saya
si pakde hanya nyengir-nyengir saja
saat kendaraan saya meninggalkan tempat, masih saya lihat pakde ini mengobrol di kursi taman bersama menantu baru dan besan baru
apa mau dikata, Minggu pagi kabar duka menyapa kami
pakde yang bandel itu, Sabtu sore itu ternyata nekat mengendarai motor,
dari Cibubur ke Cileungsi berboncengan dengan besan baru, dan mengalami kecelakan
alasannya, ingin cepat sampai rumahnya, ingin santai ngopi di rumah
seperti yang sudah diceritakan, saya yang tamu jauh, yang bergadangnya cuma satu malam saja rasanya lelah
bagaimana pula dengan tuan rumah, yang bergadangnya jauh lebih banyak?
nekat pula pulang naik motor....
Minggu pagi, saat membesuk, salah seorang kakak mengingatkan, supaya pakde jangan lupa disuntik tetanus, mengingat lukanya lumayan parah, ada beberapa jahitan di siku lengan kanannya
sepertinya peringatan dari kakak saya itu diabaikan keluarganya
karena tadi malam si Pakde ini masuk ruang perawatan intensif di Rumah Sakit Melia Cibubur
dengan diagnosa infeksi tetanus dari lukanya, serta dugaan stroke ringan
begitulah kehidupan mengajarkan pada saya
tak ada kebahagiaan abadi
seperti juga tak ada kesedihan yang abadi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Innalillahi, semoga pak de cepat pulih :)
BalasHapusaamiin
BalasHapusterimakasih doa-nya Mbak
semoga cepet sembuh mbak pakdhenya...
BalasHapusaamiin.....
BalasHapusMengaamiinkan doa2 di atas.
BalasHapusEh bukannya sudah satu keharusan, kalau ada yg kecelakaan itu hrs disuntik anti Tetanus? Kapungkuuur pisan, teteh kantos kecelakaan di luar kota, langsung disuntik pdhl di kampung tah, di puskesmas.
ini posting awal dari tetanus tadi ya mbak
BalasHapussyafakallah buat pakdhe
setau saya harusnya sudah jadi protab rs.klinik yang menjahit lukanya mbak
BalasHapusBegitulah orang tua suka semaunya sendiri. Ikutan sedih jadinya.
BalasHapusDidoain semoga pakdhenya lekas sembuh ya mbak Nuri.
hatur nuhun Teh Dewi, mestinya begitu ya
BalasHapustapi kalau kenyataannya sekarang infeksi tetanus, artinya beliau saat penanganan pertama tidak disuntik tetanus
betul Mbak, saya aminkan doanya ya
BalasHapusaamiin
BalasHapusterimakasih doanya Tante
silih berganti ...
BalasHapusSelalu Mas Hen, itu bagian dari lelakon hidup ya
BalasHapussemalam saya baru dengar cerita lengkapnya Mbak, katanya di klinik itu vaksinnya habis, sepertinya klinik kecil 24 jam
BalasHapusjadi pelajaran yang sangat mahal ya
lebih baik mencegah, cari sampai dapat suntikan tetanusnya
ada cerita lagi dari adik saya, tetangganya kecelakaan juga, akhirnya meninggal 1,5 bulan setelah kecelakaan dengan tetanus sebagai penyebabnya
semalam sih, alat deteksi jantung sempat cuma garis saja, tapi dibantu cpr (CMIIW) akhirnya bisa tertolong
sampai saat ini belum sadarkan diri, masih di ruang ICU
Selamat jalan pakde, Allah memilih untuk membawamu pulang.... (Dalam perjalanan dari RS ke rumah duka)
BalasHapus