Saya percaya setiap anak terlahir cerdas, urusan anak itu jadi cerdas betulan, kembali pada usaha orang tuanya
Saya juga percaya, cerdas bukan berarti nilai-nilai pelajarannya selalu cemerlang
Seperti lembaran kertas putih, pilihan orangtuanya mau menorehkan apa di kertas itu, membiarkannya kosong melompong, atau mengisinya dengan catatan-catatan yang bermanfaat plus ilustrasi indah
Saya percaya anak terlahir cerdas bahkan sejak belum lahir, saya terbiasa berkomunikasi sejak mereka bersemayam di perut saya, mengobrol hal ringan, mengajak berdoa bersama, bahkan menangis bersama saat saya terharu, saya ingat saat membesuk salah satu keponakan jauh di ruang ICU, saat itu Raihan masih dalam kandungan, begitu trenyuhnya hati saya memandang balita itu tergolek, saya ajak Raihan berdoa bersama untuk sepupunya itu, semoga ini bagian dari pengajaran empati
Saya percaya walau saat balita mereka masih mengoceh dengan bahasa planet, mereka pasti mengerti bahasa saya,
jadi dengan senang hati saya menceritakan kisah-kisah ringan saat memangku dan memeluk bayi-bayi saya
Sedikit besar, saat komunikasi sudah bisa dua arah, saya senang memancing mereka dengan pertanyaan
- kamu tau ngga, kenapa langit berwarna biru
- kenapa ya bisa turun hujan ?
- pelangi asalnya dari mana ya ?
akhirnya mereka terbiasa untuk ingin tahu dan bertanya
semakin besar, topik pun menjadi semakin berat
mulai dari urusan mimpi basah sampai how to make a baby
kadang nyerempet soal politik
walau mereka baru 12 tahun dan 10 tahun, saya percaya
kapasitas mereka sanggup mencerna kejadian-kejadian di lingkungannya
saya tidak pernah berfikir mereka terlalu kecil untuk sebuah bahasan
tinggal kembali pada orang tua, sebagai moderator
jangan sampai pembicaraan di luar kendali
buat saya ini adalah pilihan
karena pilihan lainnya adalah
mereka mencari tahu sendiri, entah bertanya pada teman, atau lainnya, dan itu resiko yang berat, jauh di luar kendali saya
anakku sayang, mama tidak pernah meminta kalian rangking satu
hanya meminta, tidak pernah berhenti belajar
itu saja sayang....., jangan pernah berhenti belajar
100% Percaya.
BalasHapusidem mba..sy yakin&percaya,,,nice share ^_^
BalasHapusTante juga selalu ngajak anak di kandungan berkomunikasi, mendengarkan musik, bahkan nyanyi. Dan kenyataannya, setelah lahir, bertumbuh besar, mereka jadi halus perasaannya.
BalasHapussetuju mba...
BalasHapuscerdas bukan berarti rangking 1
kami juga dibiasakan tanya dari rumah mba :)
masalah apa pun, termasuk urusan haid, seks dll abah dan ibu sumber pertama kali
diskusi biasanya berawal dr cerita2 ringan
setuju...punya kelebihan masing2
BalasHapussetuju Mas Iwan
BalasHapus*shake hand*
Alhamdulillah.....
BalasHapusbetul Tante, lebih peka sama lingkungan ya
BalasHapusmiris kalo lihat anak-anak yang apatis
sip, jadi Hani sudah punya role model yang bagus kan ?
BalasHapusInsya Allah akan jadi Ibu yang baik kelak ya
sip ...., begitulah Mbak....
BalasHapusinsyaallah...
BalasHapusaamiin
setuju Mas Edwin
BalasHapusbuat saya, sekolah ya perlu
tapi kreativitas ditumbuhkan dari rumah
Thomas Amstrong mengenalkan 12 ciri-ciri dasar kejeniusan seseorang. Seseorang dikatakan jenius bila memiliki :
rasa ingin tahu yang besar,
jenaka,
imajinatif,
kreatif,
rasa takjub,
bijaksana,
penuh daya cipta,
penuh vitalitas,
peka,
flexibel,
humoris dan
gembira.
thanks untuk link-nya, pengetahuan baru untuk saya
aamiin.... ^_____^
BalasHapusJfs mbun :)
BalasHapussama-sama Anty, semoga bermanfaat ^____^
BalasHapusteruslah belajar, Nak ... he he he ...
BalasHapussiap Om Hendra ^_____^
BalasHapus*mewakili Raihan*
*ikut baca..*
BalasHapusinget kirei...
mangga Teh...., sun sayang buat Kirei ya Teh.... ^____^
BalasHapus