Jumat, 11 Maret 2011

segala sesuatu ada harganya

pagi ini teh Iyens bercerita padaku, saat pulang kampung minggu lalu, bertemu dengan teman lamanya, yang pernah sama-sama bekerja di rumah tangga, seperti dirinya. temannya ini sekarang bekerja di sebuah mini market, terlihat begitu kurus dan cekung.

Iyens mahfum sangat, bekerja selain di rumah tangga mempunyai resiko menghidupi diri sendiri, "Bu, jangankan untuk memberi ke oranng tua, yang ada sekarang ini, setiap pulang kampung, temenku itu bawa beras saat kembali bekerja"

kubesarkan hatinya, "memang teh, kerja rumah tangga secara bahasa ngga ada nilai gengsi-nya, tapi jaman sekarang apalah artinya gengsi yang harus dibayar dengan rupiah ?"

secapeknya kerja rumah tangga, tidak mungkin pula, seharian bekerja tanpa henti, urusan makan dan keperluan toiletries yang jelas sudah terpenuhi, bisa dibilang gajinya bersih untuk keperluan pribadi, seumur abg dia mah, ngga jauh dari pulsa, atau akesoris.

dia juga bercerita padaku, bahwa penjual ayam goreng tepung di jalan depan bermaksud menawarkan pekerjaan untuknya, kerja di garment. jujur saja waswas mendengarnya. tapi iyens menjawab, "terimakasih saya sudah betah di sini, daripada saya coba-coba ternyata tidak betah, lebih baik saya menjalani yang saya sudah cocok"

Alhamdulillah Ya Allah....., terimakasih, karena gadis ini sudah merasa cocok, dalam obrolan keseharian bersama mereka, aku sering mengatakan.

bekerja pun jodoh-jodohan, baik bagi pekerja, maupun bagi pemilik rumah, berapa banyak pekerja rumah tangga yang tidak beruntung, dan menghias berita di tv ? berapa banyak juga ibu-ibu yang tertipu oleh pekerjanya ?

kalau sudah sama-sama cocok, lebih baik sama-sama kita jaga kan ? diawet-awet, semoga awet dan betah terus ya teh....temani Ibu dan anak-anak.

 

13 komentar:

  1. betul sekali ...!
    kerja memang cocok-cocokan ... he he he ...

    BalasHapus
  2. iya Mas Hendra, kalau sudah sama-sama cocok, tingga dijaga ya..... he he

    BalasHapus
  3. bahkan harus menjaga mereka agar tidak terhasut dan tergiur oleh iming-iming bohong ...

    BalasHapus
  4. ... yg ini istilahnya "Shiny Object Sindrom" :)

    BalasHapus
  5. Sekolah pun cocok-cocokan, bunda :(

    BalasHapus
  6. ada istilahnya ya, Mas Iwan?
    saya baru tahu ... he he he ...

    BalasHapus
  7. baru denger nih, istilahnya
    bisa dijelasin ? he he

    BalasHapus
  8. betul Mahia, mesti sesuai minat dan kemampuan

    BalasHapus
  9. hehehe.. mulai darimana ya ngejelasin? hmm.. baiklah.. singkatnya begini:

    Shiny Object Syndrom ini spt sindrom yg menimpa seseorang yg telah disilaukan oleh keindahan diluar lingkungannya, padahal sebenarnya kilauan itu bisa saja menipu. Baginya rumput tetangga selalu lebih hijau.

    Saya jadi teringat siklus mental seseorang yg terkena sindrom ini, siklusnya aneh tapi nyata yaitu 6K:

    Kagum --> Kaget--> Kecewa--> Keluar--> Kapok--> Kembali.

    Contoh kasus di atas, anggap saja Teh Lyens lagi terkena SOS nih... (Alhamdulillah sebenarnya ngga kena SOS, khan? )
    Tapi dlm kasus ini, anggap saja ia kena ya...

    begini...

    Pada awalnya Teh Lyens merasakan K yg pertama yaitu KAGUM akan reputasi perusahaan garment tsb, ia mendapat data dan informasi yg sedemikian indahnya ttg perusahaan itu dari penjual ayam goreng tepung dan baca infonya di internet.

    Setelah 1 bulan dia bekerja, dia merasakan K yg kedua yaitu KAGET karena yg ia bayangkan semula, ternyata tidak sesuai dgn kenyataan di dlm perusahaan tsb, sistem perusahaan, kebijaksanaan perusahaan, imbal jasa/gaji, suasana/lingkungan kerja yg gak kondusif, dll .... apalagi dapat kabar kalo turn over di perusahaan tsb tinggi.

    Selanjutanya berbulan-bulan ia merasakan K yg ketiga yaitu KECEWA. Ya jelas kecewa tho...

    Daripada setiap hari berada di lingkungan yg gak kondusif, akhirnya ia memilih untuk melakukan siklus yg keempat yaitu KELUAR.

    Setelah keluar, otomatis ia berada dalam siklus yg kelima yaitu KAPOK.

    Nahh... keputusan selanjutnya ada di tangan Teh Lyens, apakah ia harus mengulangi siklus yg pertama dg nyari info sana-sini ttg mana lagi rumput yang jauh lebih hijau? bisa jadi ia sudah menemukan tempat rumput hijau lain sebelum keluar.
    ... ATAU apakah ia justru melanjutkan siklus yg keenam, yaitu KEMBALI? Ya...kembali ke lingkungannya semula sebelum bekerja di perusahaan garment.

    Saya juga punya karyawan yg terkena sindrom ini, setelah KELUAR (resign).. eh beberapa bulan kemudian kok dapat kabar kalo ia pengen KEMBALI ke perusahaan saya :))
    memangnya ada apa disana yg katanya lebih hjau? hehehe...

    BalasHapus
  10. Alhamdulillah....dapet ilmu baru
    thanks for share ya Mas Iwan

    BalasHapus
  11. smua seperti itu kli mba.. !
    Rumah yang cocok.
    skolah yng cocok
    kul yang cocok

    BalasHapus
  12. betul Sefano, namun tidak semua hal berjalan sesuai harapan

    BalasHapus