Selasa, 15 November 2011

hakikat derita

maju pula seorang perempuan muda,
yang meminta penjelasan soal derita
dan sang nabi terdengar bertutur kata,

perihnya sebuah derita, ialah pecahnya sebuah peristiwa
robeknya kulit ari yang membungkus kesadaran pemahaman

sebagaimana biji buah mesti pecah,
agar intisarinya merekah terbuka
bagi curahan cahaya sang surya

mencintai derita serta memendam kepedihan

dan jika saja hatimu masih peka digetari ketakjuban
menyaksikan kegaiban yang terjadi sehari-hari
dalam kehidupan
maka derita dari rasa pedih itu
tak kurang menakjubkan ketimbang kebahagiaan

dan engkau pun akan ridha menerima pergantian masa
dalam hatimu
laksana engkau senantiasa ridha
menerima silih bergantinya perguliran masa
yang merayapi sawahmu,
semusim datang dan semusim lagi pergi
meski agak pilu, maka engkau pun akan tenang memandang
turunnya hujan salju yang mengiris dingin kala musim dingin tiba
sebagai tetamu yang menyinggahi hatimu

banyak diantara yang deritamu, ialah pilihanmu sendiri
dialah ramuan pahit pemberian hidup pada pribadi
demi penyembuhan bagian yang parah di dalam hati

maka yakinilah tabib itu, dan reguk habis
ramuan pahit kehidupan
dengan cekatan, tanpa bicara

sebab tangannya, meski hitam dan keras serta terasa berat
ia mendapat bimbingan gaib yang teramat lembut

cangkir obat yang dibawakannya
walau terasa pahit membakar lidah
telah dikepal-kepal oleh tanganNYa
dari tanah liat hitam yang dibubuhi air ramuan
dari tetes air mata suciNya

kahlil gibran - the prophet

8 komentar: