http://id.berita.yahoo.com/wapres-pengeras-suara-azan-perlu-diatur-042242484.html
kurang kerjaan
kurang mikir sebelum bicara
bikin heran tingkat akut
Jakarta (ANTARA) - Wakil Presiden Boediono minta Dewan Masjid Indonesia untuk mulai membahas tentang pengaturan penggunaan pengeras suara di masjid.
"Kita semua sangat memahami bahwa azan adalah panggilan suci bagi umat Islam untuk melaksanakan kewajiban sholatnya," kata Wapres Boediono saat memberikan pengarahan sekaligus membuka Muktamar VI Dewan Masjid Indonesia (DMI) di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta, Jumat.
Hadir dalam acara itu Menteri Sosial Salin Segaf Al Jufri.
Dikatakan Wapres, apa yang dirasakan barangkali juga dirasakan oleh orang lain, yaitu bahwa suara azan yang terdengar sayup-sayup dari jauh terasa lebih merasuk ke sanubari dibanding suara yang terlalu keras, menyentak, dan terlalu dekat ke telinga.
Menurut Wapres, Al-Qur`an pun mengajarkan kepada umat Islam untuk merendahkan suara sambil merendahkan hati ketika berdoa memohon bimbingan dan petunjuk-Nya.
Wapres dalam kesempatan itu juga menyoroti soal masalah kebersihan umat Islam
"Kita semua pernah mendengar atau membaca hadis Rasulullah SAW yang terkenal yang mengatakan bahwa Kebersihan adalah bagian dari iman. Setiap mukmin harus menjaga kebersihan dirinya dan lingkungannya," kata Wapres.
Dikatakan, masjid sebagai tempat suci untuk melaksanakan ibadah yang diperintahkan Allah harus menjadi contoh sebagai tempat paling bersih di antara tempat-tempat lain.
Kebersihan, terutama di tempat berwudhu, serta aroma yang sedap di lingkungan masjid akan menambah kekhusyukan ummat dalam beribadah.
Dikatakan, kebersihan yang dimulai dari masjid akan menularkan kebiasaan bersih di lingkungan lain seperti rumah, sekolah, dan tempat kita bekerja.
Wapres mengakui salah satu keunikan agama Islam sebagai agama wahyu terakhir adalah adanya kesatuan arah dalam beribadah.
Dari masjid di seluruh dunia, ketika menghadap Rabbul alamin dalam sholat maupun berdoa, semua menghadapkan tubuh ke arah yang sama yakni Baitullah Ka`bah di Mekkah.
"Juga mengikuti peredaran waktu dan matahari, tidak satu detik pun di seantero planet bumi ini lepas dari suara azan karena waktu sholat yang berbeda-beda," kata Wapres. (rr)
Budiono shouldn't have talked about it in such a forum. However, I agree that tone-deaf people should not be allowed to be a muadzin. The great prophet Muhammad chose Bilal to be the first muadzin because that ex-slave had a truly melodious voice.
BalasHapusAllowing a falsetto muadzin means insulting the adzan.
tadinya aq jg mw ngamuk baca judul di headline berita. Tp bc berita, ya jd ga ngamuk2 bgt sih.. Apalg kl bc edisi pidato lengkap ny..
BalasHapusada linknya untuk pidato lengkapnya,mbak?
BalasHapusbentar ya, aq lg pake hape.
BalasHapusbaiklah ^_^
BalasHapushttp://sudarjanto.multiply.com/journal/item/35756/Pidato_Lengkap_Wapres_Soal_Masjid_dan_Azan
BalasHapushttp://berita.plasa.msn.com/article.editor.aspx?cp-documentid=6215384
BalasHapuspernah denger, kisah ttg seseorg yg ga jd convert to Islam gara2 dengar azan yg 'ngga banget' (entah kisah nyata atw tdk), tp kl denger azan yg merdu, sayup2, memang lbh meresap di hati, contoh azan yg sy suka itu, yg disuarakan Yusuf Islam sm Aa Gym...
beberapa
BalasHapusthn
BalasHapuslalu
BalasHapusEmang sih adzan yg suaranya sayup2 itu enak.
BalasHapussetuju
BalasHapusbiar bagaimanapun, ini soal sensitif untuk disampaikan di forum terbuka
yang ada malah memancing kesalahpahaman
Sependek pengetahuan saya, justru dengan disampaikannya secara terbuka, hal seperti ini lebih fair untuk dinilai oleh publik dan menjadi pemantik sekaligus bahan diskusi umum serta mengajak masyarakat (terutama umat Islam Indonesia dalam forum tsb) untuk berpikir. Imho lho ini.
BalasHapusYou're right, but unfortunately not all of our Muslim brethren are mature enough for such a discussion.
BalasHapus