pagi ini, dua jagoanku masih dalam
masa liburannya, meminta tambahan cd game ps
awalnya si bungsu yang bercerita game ps sonic the hedgehoc, dengan penuh semangat beserta jurus-jurus yang dia temukan.
disusul kakaknya yang ingin game ps "bully" sambl bercerita mengenai game yang pernah dia mainkan di rumah sepupunya.
awalnya si bungsu yang bercerita game ps sonic the hedgehoc, dengan penuh semangat beserta jurus-jurus yang dia temukan.
disusul kakaknya yang ingin game ps "bully" sambl bercerita mengenai game yang pernah dia mainkan di rumah sepupunya.
mengerikan
satu kata itu cukup mewakili deskripsi permainan ps "bully"
bayangkan saja, sebuah permainan yang memberikan poin kemenangan untuk mengejar, memukuli teman-teman sekolah, bahkan menghajar guru-guru sampai kepala sekolahnya. What a game ??? Benar-benar merusak !!
untuk koleksi permainan ps anak-anak, aku memang menerapkan standar yang cukup ketat, aku meyadari di usia 8 dan 10 tahun, usia yang rawan dalam proses pengembangan kepribadian anak-anak.
Apa jadinya kalau mereka mencontoh permainan yang bagi mereka begitu asyik, tanpa menyadari perbedaan layar game dan kehidupan nyata, mengerikan
Sekitar setahun yang lalu, saat si bungsu menunjukkan sikap yang begitu agresif dan reaktif, aku menyadari, ada "bantuan dari luar" atas keagresifannya.
Agresif dan reaktif dalam merespon sikap lawan bicara, alih-alih direspon dengan jawaban, si bungsu lebih suka merespon dengan tinju atau pukulan
walhasil....semua game ps nya kusortir, ada separuhnya yang kusita dan dibuang pun jauh lebih baik.
Sejak itu, kriteria game ps yang diperbolehkan hanya ketangkasan dan balap.
Dan ternyata perlahan tapi pasti, disertai dialog-dialog yang konsisten pada si bungsu, sikap agresifnya sudah jauh menurun.
Mudah-mudahan akan lebih banyak mommy, bunda, mama, umi yang selektif untuk memilih apa yang boleh dilihat dan dipermainkan buah hatinya
bayangkan saja, sebuah permainan yang memberikan poin kemenangan untuk mengejar, memukuli teman-teman sekolah, bahkan menghajar guru-guru sampai kepala sekolahnya. What a game ??? Benar-benar merusak !!
untuk koleksi permainan ps anak-anak, aku memang menerapkan standar yang cukup ketat, aku meyadari di usia 8 dan 10 tahun, usia yang rawan dalam proses pengembangan kepribadian anak-anak.
Apa jadinya kalau mereka mencontoh permainan yang bagi mereka begitu asyik, tanpa menyadari perbedaan layar game dan kehidupan nyata, mengerikan
Sekitar setahun yang lalu, saat si bungsu menunjukkan sikap yang begitu agresif dan reaktif, aku menyadari, ada "bantuan dari luar" atas keagresifannya.
Agresif dan reaktif dalam merespon sikap lawan bicara, alih-alih direspon dengan jawaban, si bungsu lebih suka merespon dengan tinju atau pukulan
walhasil....semua game ps nya kusortir, ada separuhnya yang kusita dan dibuang pun jauh lebih baik.
Sejak itu, kriteria game ps yang diperbolehkan hanya ketangkasan dan balap.
Dan ternyata perlahan tapi pasti, disertai dialog-dialog yang konsisten pada si bungsu, sikap agresifnya sudah jauh menurun.
Mudah-mudahan akan lebih banyak mommy, bunda, mama, umi yang selektif untuk memilih apa yang boleh dilihat dan dipermainkan buah hatinya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar